ILMU PENGETAHUAN, METODE ILMIAH DAN PENELITIAN ILMIAH
(Sebuah Pengantar)
Oleh: Hariadi, S.Ag., M.Pd
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang diketahui
langsung dari pengalaman, berdasarkan panca indra, dan diolah oleh akal budi
secara spontan. Pada intinya, pengetahuan bersifat spontan, subjektif dan
intuitif. Pengetahuan berkaitan erat dengan kebenaran, yaitu kesesuaian antara
pengetahuan yang dimiliki manusia dengan realitas yang ada pada objek.
Pengetahuan dapat dibedakan menjadi pengetahuan non-ilmiah
dan pengetahuan pra-ilmiah. Pengetahuan non-ilmiah adalah hasil serapan indra
terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang tidak perlu dan tidak mungkin diuji
kebenarannya. Pengetahuan non-ilmiah tidak dapat dikembangkan menjadi
pengetahuan ilmiah. Misalnya pengetahuan orang tertentu tentang jin atau
makhluk halus di tempat tertentu, keampuhan pusaka, dan lain-lain. Pengetahuan
prailmiah adalah hasil serapan indra dan pemikiran rasional yang terbuka
terhadap pengujian lebih lanjut menggunakan metode-metode ilmiah. Misalnya
pengetahuan orang tentang manfaat rebusan daun jambu biji untuk mengurangi
gejala diare.
Ilmu (sains) berasal dari Bahasa Latin scientia yang
berarti knowledge. Ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang
berdisiplin. Ilmu bertujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala alam.
Ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang telah diolah kembali dan disusun secara
metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar pengetahuan menjadi ilmu, maka
pengetahuan tadi harus dipilah (menjadi suatu bidang tertentu dari kenyataan)
dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar
pengalaman tadi bisa diungkapkan kembali secara lebih jelas, rinci dan
setepat-tepatnya.
Metodis berarti dalam proses menemukan dan mengolah
pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis berarti
dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi
suatu keseluruhan yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu
pengetahuan itu merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian
(konsisten). Sedangkan suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan disebut penelitian (research). Usaha-usaha
itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Ilmu pengetahuan atau pengetahuan
ilmiah dapat dibedakan atas:
- Ilmu Pengetahuan Fisis-Kuantitatif, sering disebut pengetahuan empiris. Pengetahuan ini diperoleh melalui proses observasi serta analisis atas data dan fenomena empiris. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah geologi, biologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain.
- Ilmu Pengetahuan Formal-Kualitatif, sering disebut pengetahuan matematis. Ilmu ini diperoleh dengan cara analisis refleksi dengan mencari hubungan antara konsep-konsep. Termasuk dalam kelompok ilmu ini adalah logika formal, matematika, fisika, kimia, dan lain-lain.
- Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial, sering disebut pengetahuan filsafat. Pengetahuan filsafat diperoleh dengan cara analisis refleksi (pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis, logis rasional) dengan mencari hakikat prinsip yang melandasi keberadaan seluruh kenyataan.
Pengertian
Metode Ilmiah
Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan
oleh para ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini
menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Pelaksanaan metode ilmiah ini melalui tahap-tahap berikut:
- Merumuskan masalah. Masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan, yang dapat muncul karena adanya pengamatan dari suatu gejala-gejala yang ada di lingkungan.
- Mengumpulkan keterangan, yaitu segala informasi yang mengarah dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau kajian pustaka.
- Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
- Menguji hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
- Menganalisis data (hasil) percobaan untuk menghasilkan kesimpulan.
- Penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan ini berdasarkan pada analisis data-data penelitian. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif, tidak dipengaruhi subyektifitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
- Menguji kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
Metode ilmiah didasari oleh sikap ilmiah. Sikap ilmiah
semestinya dimiliki oleh setiap penelitian dan ilmuwan. Adapun sikap ilmiah
yang dimaksud adalah :
- Rasa ingin tahu
- Jujur (menerima kenyataan hasil penelitian dan tidak mengada-ada)
- Objektif (sesuai fakta yang ada, dan tidak dipengaruhi oleh perasaan pribadi)
- Tekun (tidak putus asa)
- Teliti (tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan)
- Terbuka (mau menerima pendapat yang benar dari orang lain)
Penelitian
Ilmiah
Salah satu hal yang penting dalam ilmu pengetahuan adalah
penelitian (research). Research berasal dari kata re yang berarti
kembali dan search yang berarti mencari, sehingga research atau
penelitian dapat didefinisikan sebagai suatu usaha untuk mengembangkan dan
mengkaji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai
rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan
teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.
Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah
sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian.
Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala
alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena
hipotesis-hipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami
retroduksi.
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk
dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik
penelitian ilmiah, yaitu :
- Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang kompleks.
- Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
- Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari (fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
- Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Sains, suatu proses yang bekerja dengan metode ilmiah, telah
banyak memperbaiki pandangan-pandangan manusia. Salah satu keberhasilan itu
adalah koreksi atas teori generasi spontan yang telah ada sejak jaman
pertengahan. Teori ini menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk tak
hidup. Contohnya, katak muncul dari lumpur, serangga dari sisa makanan, kain
kotor yang ditaburi gandum dapat memunculkan tikus, dan belatung berasal dari
daging. Setelah bekerja keras melalui penelitian yang panjang, Louis Pasteur,
seorang ilmuwan kenamaan Prancis, mengumumkan kesimpulannya yang menggugurkan
teori generasi spontan maupun teori evolusi Charles Robert Darwin.
Pasteur mengungkapkan hal berikut: ”Dapatkah materi
melakukan pembentukan dirinya sendiri? Tidak! Sampai saat ini tidak ada
faktor-faktor yang dengannya orang dapat membuktikan adanya makhluk
hidup-makhluk hidup mikroskopis yang dapat hidup di bumi tanpa adanya induk
yang menyerupai sebelumnya.”Penemuan-penemuan dibidang sains memperbaiki
teknologi. Sementara itu, kemajuan teknologi menunjang pencapaian penelitian.
Referensi
:
Manajemen penelitian : suatu pengantar, Prof.Dr. Suharsimi Arikunto, 2005:1)
Metode penalitian Administrasi, prof.Dr.Sugiono, alfabeta, 2006)
Manajemen penelitian : suatu pengantar, Prof.Dr. Suharsimi Arikunto, 2005:1)
Metode penalitian Administrasi, prof.Dr.Sugiono, alfabeta, 2006)
gan minta izin nih buat mengambil data ..
BalasHapussangat menarik buat di baca , ..
BalasHapusinfo yang sangat bermanfaat sekali buat di simak,..
BalasHapusartikel ini sangat membantu saya dal mencari pengetahuan, ...
BalasHapus