Halaman

Selasa, 01 Juni 2010

Pendekatan Di Dalam Memahami Agama

A. Islam Dan Sasaran Pendekatan Studi Agama
Telah kita ketahui bahwa agama adalah seperangkat pengetahuan,kepercayaan,peribadatan,tindakan-tindakan dan pengamalan keagamaan berkenaan dengan tuhan yang maha suci.
Secara teoritis islam adalah agama yang ajaran – ajaran nya di wahyukan tuhan kepada manusia melalui Muhammad sebagai rasul. Islam pada hakikat nya membawa ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi , tetapi mengenai beberapa segi dari kehidupan manusia .
Sumber ajaran yang mengambil berbagai aspek ialah al-qur’an dan hadis.sumber-sumber ajaran islam yang merupakan bagian pilar penting kajian islam di munculkan agar di kursuskan dan paradigma keislaman tidak keluar dari sumber asli ,yaitu Al- Qur’an dan Hadis.
Kedua sumber ini menjadi pijakan dan pegangan dalam mengakses wacana pemikiran dan membumi praktik penghambaan kepada tuhan,baik yang bersifat teologis maupun humanis.
B. Pendekatan Teologi Normatif
Pendekatan melalui melalui teologi berangkat dari kepercayaan terhadap kebenaran dogma atau informasi al-qur’an terutama tentang masalah ketuhanan dan kemudian menggunakan akal sebagai alat untuk membuktikan kebenaran informasi al-qur’an tersebut atau dalam ungkapan lain di kenal dengan pendekatan tekstual dan rasional.
Pendekatan teologi dalam memahami agama menggunakan cara berfikir deduktif yakni cara berfikir yang berawal dari kepercayaan yang di yakini benar dan mutlak adanya karena ajaran yang berasal dari tuhan sehingga tidak perlu di pertanyakan terlebih dahulu melainkan di mulai dari keyakinan berikut juga di perkuat dengan dalil-dalil serta argumentasi.
Pendekatan ini mempunyai beberapa kekurangan seperti bersifat eksklusif ,dogmatis,tidak mau mengakui kebenaran yang berada di luar kelompoknya ,sedangkan kelebihan metode ini adalah seseorang akan memiliki sikap militan dalam beragama yaitu memegang teguh agama nya yang di yakini satu-satunya yang benar.
C. Pendekatan Filologi
Meneliti agama memang tidak dapat di pisahkan dari aspek bahasa (philology),karena manusia adalah makhluk berbahasa sedangkan doktrin agama di pahami,di hayati dan di sosialisasikan melalui bahasa.
Penelitian agama dengan menggunakan pendekatan filologi dapat di bagi dalam tiga pendekatan.perlu di tekankan di sini bahwa ketiga pendekatan di maksudkan tidak terpisah secara ekstrem ,pendekatan bisa over lapping ,saling melengkapi atau bahkan dalam sudut pandang tertentu sama.ketiga pendekatan tersebut adalah :
1. Pendekatan filologi terhadap al- qur’an.
Pendekatan filologi terhadap al- qur’an adalah metode tafsir yang merupakan metode tertua dalam pengkajian agama.sesuai dengan namanya ,tafsir berarti menjelaskan,pehaman,perincian atas kitab suci sehinggan isi pesan kitab suci dapat di pahami sebagaimana yang di kehendaki oleh tuhan.
Adapun metode penafsiran yang berkembang dalam tradisi intelektual islam dan cukup popular adalah :
a. metode tafsir tahlil
yaitu metode mentafsirkan qur’an dengan cara menguraikan secara detail kata demi kata ,ayat demi ayat ,surat demi surat dari awal hingga akhir.
b. metode tafsir ijmali
Yaitu mentafsirkan ayat –ayat dalam kitab suci dengan cara menunjukkan kandungan makna kitab suci secara global dan penjelasannya pun biasanya secara global pula.
c. metode tafsir muqaran
Yaitu dengan cara membandingkan ayat al- qur’an dengan ayat lainnya yang memiliki kemiripan redaksi baik dalam kasus yang sama maupun yang beda atau bisa juga seperti qur’an dengan hadis,hadis dengan hadis atau dengan pendapat ulama’tafsir.
d. metode tafsir mawdzu
Yaitu di sebut juga tafsir tematik ,mentafsirkan dengan cara menghimpun ayat- ayat al-qur’an dari bebagai surat yang berkaitan dengan persoalan atau topic yang di tetapkan sebelumnya atau dengan cara mengangkat gagasan dasar al-qur’an yang merespon tema-tema abadi yang menjadi keprihatinan manusia sepanjang sejarah.
2. Pendekatan filologi terhadap hadis
Sebagaimana al- qur’an ,hadis juga banyak di teliti oleh para ahli ,bahkan dapat di katakana penelitian terhadap hadis lebih banyak dilakukan di bandingkan dengan Al-qur’an.
Memahami suatu hadis sebagai salah satu sumber terpenting ajaran islam setelah al-qur’an pasti memerlukan telaah kritis ,utuh dan menyeluruh .maka kajian akan terfokus pada matan,sanad ,dan perawi dari hadis tersebut.
3. Pendekatan filologi terhadap teks,naskah dan kitab-kitab (heurmeneutika)
Pada mulanya pendekatan ini hanya di pahami sebagai metode untuk menafsiri teks-teks yang terdapat dalam karya sastra ,kitab suci,tetapi kemudian penggunaan heurmeneutika sebagai metode penafsiran semakin luas dan berkembang ,baik dalam cara analisis nya maupun objek kajiannya.
Palmer mengklafisikan cabang–cabang studi heurmeneutika sebagai berikut :
a) Interpretasi terhadap bible
b) Interpretasi terhadap berbagai teks kesasteraan lama
c) Interpretasi terhadap penggunaan dan pengembangan bahasa
d) Interpretasi terhadap suatu studi tengtang proses pemahamannya itu sendiri
e) Interpretasi terhadap pemahaman di balik makna –makna dari setiap system symbol
f) Interpretasi terhadap pribadi manusia beserta tindakan-tindakan social nya.
Metode heurmeneutika mempunyai fungsi agar tidak terjadi distorsi pesan atau informasi antara teks,naskah,kitab,penulis,pembaca nya. Karena itu untuk memperoleh pemaknaan yang lebih konfrehensif harus di perhatikan gaya bahasa ,struktur kalimat,dan juga budaya.
D. Pendekatan Studi Hukum /fiqh
Fiqh adalah ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum agama yang bersifat amaliyah yang di hasilkan dari dalil-dalil yang terperinci.
Pendekatan ini di lakukan untuk memperhatikan kemaslahatan umat di mana hukum itu di berlakukan ,sehingga hukum tersebut betul-betul menjadi keyakinannya. Bicara hukum islam berarti membicarakan perintah dan larangan dari Allah ataupun dari rasul-NYA.
Di dalam Al-qur’an banyak sekali hukum-hukum diantaranya ada yang menunjukkan hukum secara jelas dan pasti (qath’iy) yang tidak membutuhkan penjelasan dan pula hokum yang tidak jelas (dhanny) yang banyak membutuhkan penjelasan dan pengembangan pikiran yang biasa di sebut dengan ijtihad. Hukum islam dapat di lihat dari beberapa aspek yaitu :
a) Aspek ibadah (pengabdian kepada tuhan)
• sholat
• puasa
• zakat
• haji
b) Aspek mu’amalah (sosial)
• jinayat
• pernikahan
• politik
E. Pendekatan Antropologis
Menurut geertz untuk memahami agama sebagai suatu system yang terdiri atas berbagai symbol yang memberikan arti ,maka agama berarti :
• Suatu symbol yang bergerak dan bertindak ,untuk;
• Menetapkan dorongan hati dan motivasi yang kuat ,menembus dan bertahan lama pada manusia.
• Dengan cara memformulasikan berbagai konsep tentang suatu tatanan umum dari yang hidup,dan;
• Mewarnai konsep – konsep dengan aura faktualitas sehingga dorongan hati dan motivasi akan tampakalistik.
Jadi agama di artikan sebagai suatu system symbol,symbol-simbol yang ada kemudian bersatu menjadi suatu budaya yang akan membentuk sebuah pola.
Pendekatan ini di gunakan untuk memahami perilaku yang tidak dapat di ukur secara kuantitatif yaitu, untuk memahami perilaku manusia yang beragama secara kualitatif .
F. Pendekatan Sosiologis
Agama adalah gejala penting dalam kehidupan masyarakat . Pendekatan ini di gunakan untuk memahami perilaku yang berkaitan dengan hubungan antar manusia,kelompok.
Sosiologi harus di kaitkan dengan segala sesuatu yang sudah berada pada tingkat yang masuk akal ,di lihat sebagai kenyataan social karena suatu konsep yang tidak di dasari dengan pemahaman sosiologis akan menimbulkan ketidak jelasan .
Adapun sosiologi agama adalah suatu bagian integral dan bahkan sentral dari sosiologi . tugas yang paling penting adalah untuk menganalisa unsur-unsur normatif dan kognitif di mana suatu permasalahan yang di nyatakan secara social yang sudah di maklumi.
G. Pendekatan Filosofis
Filsafat berarti berfikir secara mendalam ,sistematis,radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran ,inti,hakikat pada segala sesuatu yang ada.
Pendekatan secara filosofis telah banyak di lakukan oleh para ahli,seperti yang di katakan oleh Muhammad al- jurjawi,ketika seseorang yang mengerjakan satu amal ibdah niscaya tidak terjerat dalam formalisme kering yaitu simbolisme yang hampa serta ritualisme yang kering dari nilai spiritualisme. Semakin dalam penggalian makna filosofisnya, maka akan semakin dalam pula sikap penghayatan dan daya spiritualitas yang di miliki seseorang.
H. Pendekatan Historis
Salah satu pendekatan yang dapat di lakukan dalam studi terhadap islam sebagai obyek ,adalah pendekatan melalui histories atau di sebut juga sejarah. islam bukan hanya sebuah doktrin agama tetapi hidup sepanjang masa bersamaan dengan perjalanan sejarah umatnya. pendekatan ini di lakukan agar dapat mengetahui seluk beluk ajaran yang di bawah nabi Muhammad saw dan bagaimana agama itu mewarnai pola hidup pengikutnya sampai pada bagaimana agama ini berinteraksi dengan manusia yang berlatar belakang berbagai etnis dan budaya.
Kata sejarah berarti asal-usul atau kejadian yang benar-benar terjadi pada masa dahulu . jadi harus di bedakan dari dongeng ,hikayah,legenda dan sebagainya .
Dalam pendekatan sejarah tidak hanya di lihat dari sisi luarnya saja tetapi juga harus di lihat dari sisi dalamnya juga maksudnya dalam memahami sejarah harus mencapai kebenaran dan tidak di pengaruhi oleh sikap memihak kepada pendapat tertentu jadi harus dengan qaidah –qaidah yang berlaku.
I. Pendekatan Psikologis
Pendekatan melalui psikologis merupakan salah satu pendekatan yang di lakukan dalam islam.
Agama jika di pahami melalui pemikiran walaupun agama yang paling suci sekalipun tetap di dasari secara psikologis oleh psikisme manusia yang paling elementer dan fundamental. Namun dasar ini belum menunjukkan dasar agama yang sebenarnya.
Sikap religius baru dapat timbul secara berangsur-angsur dari pemecahan terhadap beberapa masalah , dari situ muncul suatu bentuk agama yang penuh perbedaan dan yang betul-betul personal sehingga seseorang mempunyai keyakinan religius yang matang dan mantap.
Itu semua tidak terlepas dari psikologis dinamis yang menunjukkan bahwa tidak ada keserasian alamiah antara manusia dengan nilai-nilai yang hakiki sedemikian rupa sehingga telah ditentukan sejak semula, sebaliknya manusia harus menciptakan nilai-nilai itu dengan banyak jerih payah dan dengan terus menerus mengeritik khayalan-khayalan.
Agama secara psikologis berarti suatu keadaan batin yang mengandung pendirian dan keyakinan terhadap seseorang ataupun sesuatu hal dan yang di ungkapkan secara lahir dalam kata-kata serta tingkah laku yang menghasilkan hubungan timbal balik antara proses –proses psikis itu sendiri yang akan mempengaruhi watak,emosi yang akan mendorongnya untuk memahami agama.
J. Pendekatan tasawwuf
Tasawwuf merupakan salah satu pendekatan yang di lakukan dalam agama islam untuk lebih memfokuskan perhatiannya pada dimensi esoteri yakni pembersihan aspek rohani manusia sehingga dapat menimbulkan ahlaq mulia.
Melalui pendekatan ini seorang dapat mengetahui beberapa cara melakukan pembersihan jiwa serta mengamalkan secara benar dan dapat berinteraksi dengan orang lain dengan baik.
Adapun di dalam pengertian tasawwuf dapat di lihat dari beberapa sudut pandang tasawwuf sendiri salah satu di antaranya adalah :
1. Sudut pandang manusia sebagai makhluk terbatas.
Dari sudut ini maka tasawwuf dapat di artikan sebagai upaya penyucian diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia dan hanya memusatkan diri kepada Allah swt.
2. Sudut pandang manusia sebagai makhluk yang harus berjuang.
Dari sudut ini maka tasawwuf dapat di artikan sebagai upaya memperindah diri dari ahlaq yang bersumber pada ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt.
3. Sudut pandang manusia sebagai makhluk yang bertuhan.
Dari sudut ini maka tasawwuf dapat di artikan sebagai upaya untuk mencapai kesadaran fitrah,percaya kepada Allah yang dapat mengarahkan jiwa agar selalu tertuju kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan manusia dengan Allah swt.
K. Pendekatan Kebudayaan
Pendekatan melalui kebudayaan di lakukan dengan penggunaan cara-cara penelitian yang di atur oleh aturan-aturan kebudayaan yang bersangkutan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang di punyai oleh manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat model-model pengetahuan yang secara selektif dapat di gunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang di hadapi dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang di perlukan.
Oleh karena itu bidang-bidang pengetahuan keahlian utama yang di dasarkan atas studi budaya adalah meliputitheology,filsafat,hukum,filologi dan lain-lain.
Ajaran islam bersifat doktriner dan normative ,akan tetapi tidak berarti bersifat kaku,tertutup dan tidak mau menerima perubahan. Dalam aplikasinya terdapat peluang ijtihad untuk menyesuaikan dengan keadaan situasi dan kondisi.
Agama sebagai budaya juga dapat di lihat sebagai mekanisme control, karena agama adalah pranata social dan gejala sosial yang berfungsi sebagai control terhadap institusi-institusi yang ada.
Dalam islam mengenai kebudayaan ,umat islam berpegang pada qaidah ‘memelihara pada produk budaya lama yang baik dan mengambil produk budaya baru yang lebih baik pula.
Dalam islam banyak terdapat macam-macam kebudayaan ,seperti tata cara dalam memilih pendamping hidup diantaranya adalah bahwa yang paling tepat sebagai pendamping hidup adalah yang paling beragama,kemudian acara pernikahan di bacakan syahadat ,ketika melahirkan si anak di dengarkan kumandang adzan dan juga pada acara aqiqah, itu semua adalah sebagian dari kebudayaan islam dimana pada setiap acara di selimuti dengan nuansa keagamaan.
L. Daftar Pustaka
 Drs .H.As’ari.Ahm Dan kawan-kawan,Pengantar Studi Islam,IAIN Sunan Ampel Press,Surabaya,2002.
 Tibi Bassam,Islam Kebudayaan Dan Perubahan Sosial,Tiara Wacana,Yogyakarta,1999.
 Roland Robertson ED,Agama Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologis,Raja Grafindo,Jakarta,1995.
 Dr.Nico Syukur Dister,Psikologi Agama,Kanasius,Yogyakarta,1989

Tidak ada komentar:

Posting Komentar